Selasa, 31 Januari 2012

Memperingati Hari Kelahiran

Tanggal 26 Januari 2012 yang lalu adalah hari Kamis Wage wuku Sungsang bertepatan dengan peringatan hari kelahiran pertama dari cucu pertama saya. Peringatan hari kelahiran cucu saya disebut dengan weton atau oton atau otonan. Dengan demikian cucu saya saat itu sudah berumur satu weton/oton.

Kata weton adalah berasal dari kata wetuan menjadi weton menjadi oton/otonan. Kata wetu berarti keluar atau lahir. Jadi upacara weton atau oton/otonan ialah peringatan hari kelahiran tepat pada pertemuan hari Sapta Wara, Panca Wara, dan Pawukon yang sama. Pertemuan hari Sapta Wara, Panca Wara, dan Pawukon yang sama akan datang setiap 6 (enam) bulan Bali/Jawa atau setiap 210 hari sekali.

Misalnya, cucu saya yang lahir pada hari Kamis Wage wuku Sungsang tanggal 30 Juni 2011 maka weton atau oton/otonannya akan diperingati pada hari yang sama persis seperti itu yang datangnya setiap 6 (enam) bulan Bali/Jawa atau 210 hari sekali dengan mengabaikan tanggal dan bulan kelahiran menurut perhitungan tahun Masehi. Berbeda halnya dengan peringatan hari ulang tahun yang datang setahun sekali bertepatan dengan tanggal dan bulan kelahiran menurut perhitungan tahun Masehi dengan mengabaikan hari kelahiran.

Bagi umat Hindu Bali hari kelahiran adalah salah satu hari yang tidak dilupakan. Oleh karenanya hari kelahiran yang disebut weton/oton/otonan diperingati atau dirayakan secara keagamaan dengan upakara yadnya. Apabila weton/oton/otonan seseorang dilaksanakan dengan upakara Yadnya yang kecil biasanya dipimpin oleh orang yang dituakan. Apabila upakaranya lebih besar dipimpin oleh Pemangku, dan apabila upakaranya tergolong utama akan dipimpin oleh Sulinggih (Pandita).

Ada hal yang unik pada saat pelaksanaan weton/oton/otonan. Selain mengantarkan doa-doa untuk orang yang punya weton/oton/otonan juga dilakukan pemberian simbol, yaitu simbol benang yang dilingkarkan di pergelangan tangan orang yang punya weton/oton/otonan. Makna simbolis dari gelang benang yang dilingkarkan di pergelangan tangan orang yang punya weton/oton/otonan tersebut adalah :

a. Benang memiliki konotasi “beneng” yang berarti lurus. Benang adalah salah satu alat yang sering dipakai membuat lurus sesuatu yang diukur. Jadi benang bermakna agar hati si pemakai (yang punya weton/oton/otonan)selalu ada di jalan yang lurus atau benar.

b. Benang memiliki sifat lentur dan tidak mudah putus. Maknanya agar orang yang punya weton/oton/otonan mempunyai kelenturan hati sehingga tidak mudah patah semangat dalam mengarungi kehidupan.



Catatan :
Sapta Wara : perhitungan hari dalam seminggu yaitu: Minggu/Redite, Senin/Soma, Selasa/Anggara, Rabu/Buda, Kamis/Wraspati,Jumat/Sukra, Sabtu/Saniscara.
Panca Wara : hari pasaran ada 5 yaitu : Umanis, Paing, Pon, Wage, Kliwon
Pawukon : berjumlah 30 wuku yang masing-masing berumur 7 hari mulai dari hari Minggu, yaitu : Sinta, Landep, Ukir, Kulantir, Tulu, Gumbreg, Wariga, Warigadian, Julungwangi, Sungsang, Dungulan, Kuningan, Langkir, Medangsia, Pujut, Pahang, Krulut, Merakih, Tambir, Medangkungan, Matal, Uye, Menail, Prangbakat, Bala, Ugu, Wayang, Kelawu, Dukut, Watugunung



Tidak ada komentar:

Posting Komentar