Selasa, 09 Februari 2010

Waktu dan Cinta Sejati

Alkisah, nun jauh disana terdapat sebuah pulau kecil dimana Kekayaan, Kecantikan, Kebahagiaan, Kesedihan, Pengetahuan, dan segala perasaan lain termasuk Cinta, tinggal bersama. Suatu saat, mereka mendapati bahwa pulau yang mereka tinggali akan tenggelam. Tanpa membuang waktu mereka membangun kapal sendiri-sendiri untuk menyelamatkan diri. Ya, semuanya. Kecuali Kasih. Hanya dia yang memutuskan untuk tetap tinggal dan bertahan sampai saat terakhir. Ketika pulau itu hampir tenggelam, Kasih memutuskan untuk meminta tolong.

Kekayaan lewat di depannya dengan kapal pesiarnya yang mewah. Kasih berkata, “Maukah engkau membawaku?”
Jawab Kekayaan, “Tidak bisa. Banyak emas dan perak di kapalku. Kehadiranmu hanya menambah berat kapalku”.

Maka Kasih meminta tolong pada Kecantikan yang lewat dengan kapalnya yang indah. “Wahai Kecantikan, tolonglah aku”.
Jawab Kecantikan, “Aduh, maaf ya, aku tidak bisa menolongmu. Nanti kapalku rusak”.

Saat itu, Kesedihan lewat, dan Kasih memohon, “Kesedihan, bawalah aku bersamamu”.
Jawab Kesedihan, “Aduh sayang, aku ini begitu sedih. Aku ingin sendirian saja”.

Kebahagiaan juga lewat di hadapan Kasih, namun sayang, karena begitu gembira, ia tak mendengar seruan minta tolong temannya.
Tiba-tiba, “Ayo Kasih, ikutlah denganku”, seru seorang bijak. Saking gembiranya, Kasih naik ke kapalnya, sampai-sampai ia lupa menanyakan kemana tujuan mereka. Ketika mereka tiba di sebuah pulau, si bijak meninggalkan Kasih sendiri. Karena merasa sangat berutang budi pada si Bijak, Kasih bertanya kepada Pengetahuan, seorang bijak lainnya. “Siapa tadi yang menolongku?” “
Namanya WAKTU,” jawab Pengetahuan.
“WAKTU ? Tapi mengapa Waktu menolongku ?”
Pengetahuan tersenyum bijak dan berkata, ”Sebab hanya waktulah yang bisa memahami betapa berharganya Cinta Kasih itu”.

Sahabat, Waktu adalah batu ujian dari Cinta yang Sejati dan semua hal lainnya. Cinta Sejati tak lekang digerus sang Waktu. Bahkan, dengan bertambahnya waktu ia malah menjadi semakin berharga dan semakin langka. Nilainya semakin tinggi.


Sumber : Natasha, Edisi XIX Juli-Agustus 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar