Rumput dan pohon adalah dua sahabat. Karena lekatnya persahabatan diantara mereka, keduanya selalu ingin bersama-sama baik dalam keadaan suka maupun duka. Dimana ada rumput disitu ada pohon. Begitulah keinginan mereka.
Dengan berjalannya waktu, pertumbuhan dan perkembangan fisik kedua sahabat itu berbeda. Rumput tumbuh dan berkembang dengan fisik yang lunak dan tumbuhnya pendek. Sedangkan pohon tumbuh dengan fisik yang kuat dan tumbuhnya tinggi.
Karena keadaan fisik diantara dua sahabat itu berbeda, pada suatu hari rumput menyampaikan isi hatinya kepada pohon.
“Wahai, sahabatku. Aku sering merasa iri kepadamu’, kata si umput
“Ada apa kawan? Tidak seperti biasanya kamu berkata seperti itu”, sahut si pohon
“Bagaimana aku tidak iri. Tubuhmu yang jangkung menjulang tinggi memungkinkan kamu setiap hari melihat indahnya sinar matahari yang terbit di pagi hari dan indahnya senja saat matahari terbenam. Juga kamu bisa melihat pemandangan alam yang indah sampai sejauh mata memandang. Daun-daunmu yang rimbun menambah wibawamu”, jelas si rumput. Setelah menenangkan diri sesaat, si rumput melanjutkan pembicaraannya, “Sedangkan aku, tubuhku pendek. Tiap hari hanya bisa memandang langit di atas dan batangmu saja. Aku ingin sekali bisa seperti kamu”.
“Jangan menyesali diri dulu, sahabat. Memang betul apa yang kamu katakan. Tetapi kamu belum pernah merasakan apa yang aku rasakan”, hibur si pohon. “Setiap hari aku merasakan teriknya sinar matahari di siang hari, lebih-lebih di saat musim kemarau. Juga akulah yang paling dulu dan paling keras merasakan kencangnya tiupan angin, apalagi di saat ada badai angin. Sampai-sampai kepalaku pusing digoyang kiri kanan”, lanjut si pohon.
Dari ceritera rumput dan pohon di atas, siapakah sebenarnya yang hidupnya lebih beruntung ?
Dalam menjalani kehidupan kita dihadapkan pada pilihan. Setiap pilihan ada resikonya. Memilih mau jadi rumput ataukah mau jadi pohon, keduanya ada resikonya. Bila memilih jadi pohon, resikonya adalah semakin tinggi pohon tiupan angin yang diterima akan semakin kencang. Bila memilih jadi rumput, resikonya adalah asal tahan dinjak-injak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar